Setiap orang, entah apapun itu profesinya pasti suatu saat akan pensiun. Tak peduli baik itu karyawan ataupun pengusaha, suatu saat akan ber...
Setiap orang, entah apapun itu profesinya pasti suatu saat akan pensiun. Tak peduli baik itu karyawan ataupun pengusaha, suatu saat akan berhenti bekerja. Meski sama-sama pensiun, namun tiap orang berbeda-beda dalam menjalani masa pensiunnya. Ada yang menjalani masa pensiun dengan penuh kebercukupan, ada yang pensiun dalam keadaan kekurangan.
Benar bahwa cukup atau kurang, kaya atau miskin itu mungkin relatif bagi setiap orang. Namun setidaknya setiap orang memiliki definisi dan standar tertentu tentang bagaimana dia menjalani hari-hari dalam masa pensiunnya. Bahkan salah satu alasan kenapa lowongan PNS selalu membludak adalah karena kelak masih akan menerima gaji bulanan pada saat pensiun.
Namun jikapun Anda adalah seorang pengusaha, pegawai swasta, atau bahkan pekerja serabutan, Anda tetap dapat berkesempatan untuk pensiun berkecukupan sebagaimana PNS. Tentu saja asal Anda tahu caranya. Artikel ini akan sedikit mengulas tentang cara bagaimana mempersiapkan pensiun yang berkecukupan, terlepas apapun itu profesi Anda.
Rumus 12 Aset
Saat pensiun, semua orang tetap membutuhkan income atau pendapatan, lebih tepatnya passive income. Karena toh orang yang pensiun dari pekerjaannya tidak mungkin berkerja lagi, meski itu pada bidang kerja yang lain dari pekerjaannya semula. Kalau sesudah pensiun dari pekerjaannya seseorang masih bekerja lagi dibidang lain, maka orang itu belum bisa dikatakan pensiun. Mungkin lebih tepatnya bisa disebut berpindah pekerjaan, meski itu sering disebut sebagai pengisi waktu luang. Seperti pegawai negeri atau pegawai swasta yang setelah pensiun membuka toko dan berjualan.
Cara yang lebih baik untuk mendapatkan passive income semasa pensiun adalah dengan mendayagunakan aset. Asetnya pun harus dalam bentuk property, kalau bisa berwujud rumah toko (ruko), atau paling tidak dalam wujud rumah tinggal. Jumlahnya pun idealnya harus 12 buah.
Kenapa harus property? Setelah pensiun orang sudah tidak bekerja, namun tetap butuh pendapatan. Kalau Anda punya property, Anda bisa menyewakan property tersebut, dan membiayai hidup Anda di masa pensiun dari uang sewa property terebut.
Kenapa harus ruko dibandingkan rumah tinggal? Tentu saja karena harga sewa ruko selalu jauh lebih mahal daripada rumah tinggal. Perbandingan harga sewanya bisa 5 hingga 10 kali lipat.
Dan kenapa harus berjumlah 12 buah? Karena dalam satu tahun ada 12 bulan. Kalau Anda punya 12 buah ruko, maka biaya hidup Anda dibulan Januari dari hasil sewa property A, bulan Februari dari property B, begitu seterusnya.
Dengan bekal property ini Anda bisa benar-benar pensiun namun masih bisa mendapatkan passive income yang sesungguhnya. Artinya Anda tidak akan disibukan dengan urusan stok barang, atau cash flow keuangan, maupun gaji karyawan, sebagaimana jika Anda membuka toko. Belum lagi waktu Anda yang otomatis juga akan banyak tersita untuk memantau dan bahkan menjaga toko setiap harinya.
Satu-satunya masalah dengan rumus ini adalah; bukan suatu pekerjaan yang mudah untuk mengumpulkan 12 aset. Tetapi tidak ada hal yang tidak mungkin. Jika Anda sekarang masih produktif bekerja, berarti Anda masih punya kesempatan dan peluang untuk mengumpulkan 12 aset berbentuk property. Yang penting Anda punya goal nya, disertai strategi dan perencanaan yang berdisiplin untuk mencapainya.
Kalaupun toh pada akhirnya 12 aset property tidak tercapai, tentu masih lumayan jika tercapai separohnya. Atau masih tetap lebih baik hanya tercapai 1 buah property, selain yang ditinggali tentunya, daripada tidak sama sekali.
Untuk mencapai goal yang besar, selain dibutuhkan produktifitas yang besar, tentu juga dibutuhkan pengorbanan yang besar juga. Wujud pengorbanan ini bisa jadi dalam bentuk penghematan anggaran untuk pengeluaran yang tidak perlu dan tidak penting.
Asuransi
Asuransi selalu menjadi rumus utama dan bagian penting dari setiap perencanaan keuangan. Entah itu asuransi jiwa, asuransi kesehatan, ataupun asuransi penyakit kritis. Yang paling baik tentu adalah memiliki manfaat ketiganya sekaligus.
Asuransi jiwa penting untuk mencover risiko saat pemilik aset meninggal dunia. Asuransi kesehatan juga tidak kalah penting untuk berjaga-jaga dari risiko penyakit menahun yang membutuhkan perawatan dan pengobatan jangka panjang. Sangat ironis bukan, jika pendapatan dari aset yang disewakan harus terpakai untuk biaya pengobatan penyakit menahun akibat tidak punya asuransi kesehatan. Tidak kalah penting juga adalah asuransi penyakit kritis, asuransi jenis ini berguna untuk berjaga-jaga dari risiko serangan sakit kritis yang biasanya datang mendadak, dan justru butuh biaya yang besar saat itu juga. Misalkan serangan jantung koroner yang mesti pasang ring jantung dengan biaya ratusan juta hingga milyaran rupiah. Sekali lagi, tentu sangat disayangkan jika property yang telah susah payah dikumpulkan selama bertahun-tahun justru harus terjual habis untuk biaya operasi pasang ring jantung, karena sebenarnya ada asuransi yang siap membiayai.
Bukannya menakut-nakuti, tetapi berbagai macam risiko diatas tidak bisa diabaikan begitu saja jika Anda berencana pensiun berkecukupan. Namanya orang pensiun, usia pasti sudah tidak muda lagi, fisik tubuh pun sudah sekian lama dipakai. Keluhan sakit juga otomatis pasti tak terhindarkan, sedangkan kita tidak bisa memilih mau sakit ringan atau sakit berat, sakit biasa atau sakit kritis. Yang jelas semuanya butuh biaya.
Nah itulah tadi cara mempersiapkan pensiun yang berkecukupan. Sayangilah waktu Anda yang sangat berharga jika saat ini Anda masih produktif bekerja. Segera kumpulkan aset sekuat tenaga, dan jangan lupa segera beli asuransi semasa masih sehat dan baik-baik saja. Jangan sampai keduluan risiko sakit yang tidak terduga, atau bahkan meninggal dunia.
COMMENTS