Begini Cara Tetap Untung dari Saham yang Nyangkut Tanpa Average Down atau Cut Loss

Saham nyangkut diharga atas, kadang menjadi masalah serius yng bikin pusing kepala. Apalagi bagi trader pemula atau trader saham yang modaln...

Saham nyangkut diharga atas, kadang menjadi masalah serius yng bikin pusing kepala. Apalagi bagi trader pemula atau trader saham yang modalnya terbatas. Bagi yang cukup punya kesabaran biasanya bisa menahan diri sampai harga naik lagi keatas baru melakukan aksi jual. Namun bagi yang tidak cukup bersabar, solusinya adalah melakukan average down, atau beli lagi diharga bawah, sampai modalnya habis. Atau kalau modal sudah terlanjur habis, yang paling sering dilakukan adalah melakukan langkah cut loss, atau jual rugi. 

Dengan melakukan cut loss, trader berharap uang hasil jual ruginya itu bisa digunakan untuk beli saham lain dan tentu saja berharap untung, syukur-syukur keuntungan dari beli saham baru itu bisa menutup kerugian dari cut loss saham yang pertama.

Namun bagaimana jika ternyata strategi cut loss ini tidak sesuai harapan dan rencana? Bukannya untung disaham kedua, malah justru sahamnya nyangkut lagi di harga atas, dan harganya masih bergerak turun. Kalau terus-terusan melakukan cut loss bisa-bisa modal justru malah ludes.

Nah, redaksi literasikeuanganku.com akan mencoba untuk memaparkan sebuah strategi cara tetap untung dari saham yang nyangkut tanpa average down ataupun cut loss. Simak pembahasannya dibawah ini ya.

Agar tidak terus-terusan average down ataupun cut loss, ada sebuah cara yang bisa dijadikan alternatif agar tetap profit, sambil menunggu harganya bergerak naik. Cara ini sering disebut sebagai Last in First Out (LIFO).

Cara ini tetap mempergunakan cut loss sebagai langkah dasarnya, tetapi ada bedanya. Jika dalam strategi yang pertama, yang biasanya sering digunakan para trader; uang hasil cut loss itu dibelikan saham yang berbeda, maka dengan strategi LIFO ini uang hasil cut loss justru dipergunakan untuk beli saham yang sama diharga bawah.

Agar lebih jelas simak contoh berikut ini;

Beli saham UNVR di harga 8.400, setelah beli ternyata harganya melorot hingga di harga 8.000 rupiah. Kita beli total 12 lot, setara dengan Rp. 10.080.000, ditambah fee beli yang pastinya berbeda asing-masing sekuritas.

Sebagaimana kita ketahui bersama, harga saham itu berfluktuasi setiap detik. Perlu kita tegaskan dan garis bawahi disini, bahwa sekali lagi fluktuasi atau perubahan harga saham itu bisa berubah setiap detik. Jadi pada saat hari bursa, harga saham akan mengalami perubahan dari rendah ke tinggi atau sebaliknya dalam setiap detik jam perdagangan.

Selanjutnya, kita ketahui lagi, bahwa hampir tidak ada saham itu yang harganya langsung jatuh atau longsor begitu saja. Harga saham akan naik dan turun secara bertahap, tidak terjun bebas seperti buah jatuh dari pohon, juga tidak langsung naik lurus ke atas seperti pesawat yang lepas landas.

Ambil contoh saham UNVR diatas, dari posisi harga 8.400 dia tidak akan langsung jatuh menukik kebawah ke harga 8.000. Dia pasti akan bergerak seperti ini; 8.400-8350-8300-8200-8300-8350-8200-8150-8050-8000-8200-8250-8150-, dan seterusnya, sampai jam penutupan bursa dia akan ditutup pada harga berapa.

Nah kata kuncinya adalah fluktuasi harga per detiknya itu. Jika modal kita Cuma 10 jutaan dan sudah masuk semua di saham UNVR, maka kita bisa jual rugi dulu separoh dari total portofolio kita. Misal jual dulu 6 lot, diharga 8.200. Kemudian pasang lagi untuk beli diharga bawah, misal 8.100, sejumlah lot yang sama, yakni 6 lot. Selanjutnya pasang aksi jual lagi diharga atas, misal 8. 200 atau 8.250. 

Dengan trik ini kita sudah bisa untung sekian point atau sekian persen. Memang, secara total portofolio kita masih rugi, tetapi kita pun juga masih bisa tetap mendapatkan untung dari aksi jual beli jangka pendek itu tadi.

Sebagai catatan, yang tidak boleh dilupakan, sebelum jam tutup bursa kita harus beli lagi dan mendapatkan saham UNVR dengan jumlah lot yang sama, yaitu 6 lot.

Perlu diperhatikan, setelah kita melakukan aksi seperti tersebut diatas, pasti harga saham di portofolio yang kita lihat di sekuritas sudah tidak karu-karuan lagi. Nah abaikan average harga di portofolio sekuritas tersebut. Langkahnya adalah kita harus bikin catatan portofolio secara manual. Catat saja bahwa kita sudah keluar modal sejumlah Rp. 10.080.000 untuk beli saham UNVR dengan average harga 8.400. Nah ini yang harus tetap jadi patokan kita. Sehingga jika besoknya harga bergerak naik, kita tetap harus menunggu hingga harganya diatas 8.400 baru kita jual dan ambil profit.

Bagaimana jika besiknya harga masih turun? Trik dan cara diatas masih boleh diulangi lagi, dan dengan begitu kita pun masih tetap bisa dapat untung, dan tidak kehilangan kesempatan untuk beli barang bagus diharga bawah, meski modal sudah ludes nyangkut semuanya.

Catatan terakhir, trrik ini sebaiknya jangan sekali-sekali diterapkan pada saham gorengan. Nah itulah tadi cara tetap untung dari saham yang nyangkut tanpa average down dan cut loss, semoga bermanfaat bagi teman-teman trader semuanya.