Obat dexamethasone yang berhasil mengurangi risiko kematian akibat Covid-19 sebaiknya harus dengan pengawasan dokter. Apabila sembarangan, j...
Obat dexamethasone yang berhasil mengurangi risiko kematian akibat Covid-19 sebaiknya harus dengan pengawasan dokter. Apabila sembarangan, justru obat ini bisa mengurangi daya tahan tubuh.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Oxford menemukan bahwa pengobatan menggunakan dexamethasone mengurangi kematian sebanyak 33 persen pada pasien yang menggunakan ventilator. Obat golongan kortikosteroid ini juga berhasil mengurangi 20 persen kematian pada pasien yang menggunakan oksigen.
Namun, perlu dipahami, tidak ada keuntungan menggunakan dexamethasone bagi pasien yang tidak membutuhkan bantuan pernapasan.
Teknisi lab memuat botol berisi obat coronavirus (Covid-19) yang diobati dengan obat remdesivir di fasilitas Gilead Sciences di La Verne, California, AS, 18 Maret 2020.
Mengenai hasil penelitian ini, dokter spesialis paru Jaka Pradipta mengatakan, temuan ini membuat para dokter yang menangani pasien Covid-19 kritis menjadi lebih yakin mengenai penggunaan dexamethasone.
Jaka mengingatkan bahwa dexamethasone memiliki efek samping yang harus diperhatikan. Obat golongan kortikosteroid itu dapat mengurangi daya tahan tubuh apabila dipakai sembarangan. Obat ini juga bisa meningkatkan kadar gula dalam darah hingga osteoporosis.
Untuk itu, Jaka meminta masyarakat tidak panic buying membeli obat ini dan menggunakannya sembarangan. Terlebih lagi harga dexamethasone relatif terjangkau; survei pada dua situs apotek daring menunjukkan harga sekitar Rp 1.800 per 10 tablet.
”Masyarakat jangan asal beli. Obat ini penggunaannya harus hati-hati dan dipantau keadaan pasiennya oleh dokter,” kata Jaka saat dihubungi Kompas di Jakarta.
Jaka mengatakan, selama ini dexamethasone juga sudah digunakan di Indonesia untuk menangani pasien Covid-19 yang dalam kondisi kritis (critically ill). Hal ini karena fungsi dexamethasone yang merupakan obat antiradang.
Jadi, ini bukan barang baru. Dexamethasone itu obat antiradang, antiinflamasi. Radang apa pun di tubuh, apa pun itu, memang berkurang dengan dexamethasone.
Covid-19 seperti yang diketahui juga membuat peradangan luar biasa di banyak organ dalam tubuh sehingga merusak paru-paru dan organ lainnya.
”Jadi ini bukan barang baru. Dexamethasone itu obat antiradang, antiinflamasi. Radang apa pun di tubuh, apa pun itu, memang berkurang dengan dexamethasone,” kata Jaka yang biasa berpraktik antara lain di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet dan RS Kanker Dharmais Jakarta.
Penelitian
Temuan bahwa dexamethasone mengurangi kematian pada pasien Covid-19 kritis ditemukan melalui penelitian bernama Recovery (Randomised Evaluation of Covid-19 Theraphy) yang dipimpin oleh peneliti dari University of Oxford Inggris dari hibah Pemerintah Inggris. Temuan ini dipublikasikan pada Selasa (16/6/2020).
Total sebanyak 6.245 pasien dilibatkan sebagai partisipan uji klinik penggunaan dexamethasone. Sebanyak 2.104 pasien di antaranya secara random mendapat dosis dexamethasone 6 mg per hari selama 10 hari. Sementara 4.321 pasien lainnya yang tidak menggunakan dexamethasone dijadikan sebagai pembanding.
Professor of Emerging Infectious Diseases University of Oxford Peter Horby mengatakan, dexamethasone sebaiknya digunakan sebagai standard of care bagi pasien kritis.
Kepala Penasihat Ilmiah (Chief Scientific Adviser) Pemerintah Inggris Sir Patrick Vallance mengatakan, temuan ini adalah berita baik karena dexamethasone adalah obat yang tersedia luas di pasaran dan terjangkau. ”Ini adalah kemajuan signifikan dalam perang kita melawan penyakit ini,” kata Vallance.
*Artikel ini telah tayang di komas.com dengan judul, “Turunkan Risiko Kematian akibat Covid-19, Dexamethasone Tetap Harus dengan Pengawasan Dokter”
COMMENTS