Menerima jabatan sebagai Bupati merupakan tanggung jawab besar. Apalagi bagi Indartarto sosok yang berasal dari keluarga menengah. Cita-ci...
Menerima
jabatan sebagai Bupati merupakan tanggung jawab besar. Apalagi bagi Indartarto
sosok yang berasal dari keluarga menengah.
Cita-citanya
cukup sederhana, menjadi sopir setelah tamat SMA. Namun, siapa sangka kini dia
bisa mengemban amanah sebagai Bupati Pacitan sampai tahun 2021.
Ingin tahu
sosok Indartarto, seorang sopir yang berhasil menjadi Bupati selama dua
periode? Simak informasinya berikut ini.
Masa Kecil Jarang Makan Nasi
Pria yang
lahir di Ponorogo, 27 September 1954 ini mengalami masa kecil yang begitu
sederhana. Keluarga Indartarto jarang bisa menikmati makan enak. Apalagi nasi,
hampir tidak pernah.
Setiap hari
bisa makan tiwul atau olahan ketela saja sudah cukup bahagia dan membuat
kenyang. Paling menyenangkan saat mendapat undangan makan di rumah orang kaya,
karena biasanya disediakan soto.
Indartarto
selalu berinisiatif ke rumah tetangga yang mengadakan bancakan atau selametan.
Semua anak kecil diundang dan mendapat sepaket nasi, sayur, dan telur rebus
yang dibelah jadi delapan. Sebuah keistimewaan baginya.
Pernah satu
kali berpura-pura sakit, demi bisa makan enak. Kedua orang tuanya yang khawatir
langsung membelikan Indartarto sebungkus soto kala itu.
Bercita-cita Jadi Sopir
Indartarto
menjalani masa remaja di Pacitan. Kala itu pekerjaan menjadi sopir, baik truk
maupun mobil pribadi termasuk mengesankan. Banyak di antara para sopir dapat
makan enak dan punya istri cantik.
Hal itulah
yang membuat Indartarto bercita-cita menjadi seorang sopir. Akhirnya dia ikut
seorang pengusaha kaya, demi bisa belajar menyetir mobil. Sebagai gantinya dia
kerap mencuci mobil.
Cukup
bersyukur tanpa harus mengeluarkan kocek sepersen pun sudah bisa belaajr setir
dan dapat SIM.
Bekerja Jadi Sopir dan Laden di Rumah Dinas
Setelah menyelesaikan studinya di SMA, Indartarto menjadi sopir Bupati. Baginya itu sebuah tawaran luar biasa. Tinggal di kamar kecil belakang rumah dinas.
Setiap
harinya bertugas mengantarkan anak-anak sekolah dan Bupati bertugas. Selain itu
dia juga harus menjadi laden atau pramusaji. Setiap kali ada tamu langsung
bersiap menyediakan sajian.
Minta Ijin Lanjut Sekolah di Akademi
Seiring
berjalannya waktu, Indartarto berkeinginan untuk melanjutkan hidup yang lebih
baik. Meski cita-citanya menjadi sopir telah tercapai, dia ingin bisa
melanjutkan sekolah lagi.
Indartarto
memberanikan diri untuk meminta ijin mengambil sarjana. Tapi HG. Soedibjo,
Bupati kala itu tidak rela melepaskan sopirnya yang telah setia menemani selama
2,5 tahun itu pergi. Penolakan tegas dilontarkan begitu saja.
Keesokan
harinya, Soedibjo memanggil Indartarto. Dia menanyakan perihal calon pasangan,
jika sudah punya akan disekolahkan oleh Bupati. Langsung saja mengaku punya,
meski bohong demi bisa sekolah.
Akhirnya
Indartarto bisa melanjutkan sarjana di Akademi Pemerintahan Dalam Negeri sejak
1978 hingga 1981.
Sempat jadi Mantri Polisi dan Camat
Setelah lulus
sebagai sarjana, Indartarto bekerja sebagai Mantri Polisi, waktu itu berarti
wakil camat. Selang 3 tahun berlalu, dia diangkat menjadi seorang camat
Pringkuku.
Penampilannya
yang begitu sederhana membuat masyarakat sering kali mengira Indartarto sopir
camat.
Setiap ada
tamu saja, kerap salah paham. Hingga Indartarto membuat lomba di beberapa desa
dengan menampilkan dirinya, supaya masyarakat lebih kenal. Lalu berpindah tugas
sebagai Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan hingga 2010.
Jabatan Bupati Dua Periode
Setelah
Indartarto pensiun dari PNS, dia diminta mengemban amanah sebagai Bupati. Tentu
saja penolakan yang disampaikan. Banyak orang yang datang ke rumah, ada yang
membawa hasil panen, teh, dan macam-macam untuk merayunya.
Ternyata
pribadi Indartarto yang santun dan cekatan, membuat masyarakat begitu
menginginkan kepemimpiannya. Bermodal Rp33 juta dari hasil pensiun, Indartarto
bersaing dalam pemilu dan tentu saja menang. Dua periode sebagai Bupati sejak
2011 hingga 2021 kelak.
Terima 6 Penghargaan Satya Lencana
Hingga kini
Indartarto telah menerima enam Satyalancana Karya Satya. Sebuah penghargaan
yang diserahkan pada PNS yang berbakti pada negara selama 10 atau 20 atau 30
tahun lebih, secara terus menerus.
Tentu saja
dengan syarat mampu menunjukkan kecakapan, kedisiplinan, kesetian dan
pengabdian. Indartarto dianggap mampu menjadi teladan bagi pegawai lain dan
masyarakat.
*Artikel ini telah tayang di merdeka.com dengan judul, "Mengenal Indartarto, Sopir yang Berhasil Jadi Bupati Dua Periode".
COMMENTS