Agen Asuransiku$type=slider$snippet=hide$cate=0$count=10

Inilah 3 Asuransi di Indonesia selain Jiwasraya yang Juga Gagal Bayar Duit Nasabahnya

Jagad perasuransian Indonesia kembali dirundung masalah, setelah baru-baru ini terguncang akibat kasus gagal bayar klaim dana nasabah pad...

Jagad perasuransian Indonesia kembali dirundung masalah, setelah baru-baru ini terguncang akibat kasus gagal bayar klaim dana nasabah pada Asuransi Jiwasraya. Kasus ini sontak mencoreng nama baik dunia perasuransian dalam negeri sekaligus nama Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Kesalahan dalam mengelola investasi membuat RBC (Risk Base Capital) Jiwasraya minus 800%, di bawah ketentuan minimum OJK sebesar 120%. RBC merupakan rasio solvabilitas yang menunjukkan kesehatan keuangan perusahaan asuransi. Jika RBC kian besar, semakin sehat pula kondisi finansialnya.
Dalam Dokumen Penyelamatan Jiwasraya yang, dikutip dari CNBC Indonesia, untuk meningkatkan nilai RBC sampai 120%, maka jumlah dana yang dibutuhkan Jiwasraya adalah sebesar Rp 32,89 triliun.
Jumlah tersebut terdiri dari kebutuhan pemenuhan RBC sebesar Rp 2,89 triliun dan adanya total ekuitas setelah terjadi impairment asset yakni sebesar Rp 30,13 triliun. Impairment asset adalah penurunan nilai aset karena nilai tercatat aset (carrying amount) melebihi nilai yang akan dipulihkan. Hingga September 2019 total ekuitas negatif Jiwasraya sebesar Rp 23,92 triliun, sementara kewajiban mencapai Rp 49,60 triliun. 
Bukan hanya Jiwasraya yang mengalami gagal bayar klaim nasabah, dalam sejarah perasuransian Indonesia, setidaknya ada tiga asuransi lainnya yang pernah mengalami hal tersebut. Masih mengutip dari CNBC Indonesia, inilah beberapa di antaranya:

1. Asuransi Jiwa Bakrie Life

Kasus gagal bayar perusahaan asuransi milik Grup Bakrie tersebut terjadi pada produk Diamond Investa yang berjenis unit link (asuransi dan investasi). Produk tersebut mengalami gagal bayar pada 2008 karena perusahaan terlalu agresif berinvestasi di pasar saham, pada masa itu saham-saham berguguran karena krisis global yang dipicu kasus subprime mortgage di Amerika Serikat (AS).
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), yang kini telah berubah nama menjadi OJK, menyatakan gagal bayar Diamond Investa mencapai Rp 500 miliar. Untuk menyelesaikan masalah ini dicapai kesepakatan Bakrie Life akan mencicil kewajiban.
Namun pencicilan yang dilakukan Bakrie Life bermasalah. Tidak semua pemegang polis dananya dikembalikan hingga akhirnya pada 2016, OJK mencabut izin operasional Bakrie Life.
Pada bulan September lalu Kuasa Hukum para Nasabah Korban Bakrie Life, Jimmy Theja SH, MBA menyampaikan permohonan langsung kepada Kapolri dan Kabareskrim agar memberikan atensi khusus terhadap nasib para pemegang polis Bakrie Life.
"Kami sudah ditelantarkan selama 11 tahun dengan dampak sangat massive di mana korban Bakrie Life yang tersebar hampir di seluruh Indonesia ada yang depresi, stroke, meninggal, gagal studi, cerai," terang Jimmy dalam pesan WhatsAppnya kepada CNBC Indonesia, Senin (9/9/2019).

2. Asuransi Bumi Asih Jaya

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencabut izin usaha di Bidang Asuransi atas PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya (BAJ) pada 18 Oktober 2013 tidak mampu lagi untuk memenuhi ketentuan terkait dengan kesehatan keuangan (Risk Based Capital) dan rasio perimbangan investasi terhadap cadangan teknis dan utang klaim.
Dalam perjalannya setelah dicabut, Bumi Asih Jaya belum dapat melaksanakan kewajibannya kepada sehingga OJK mengajukan gugatan pailit kepada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.

3. Asuransi Jiwa Bumiputera 1912

Permasalahan pada Bumiputera lebih terfokus kepada miss management atau kesalahan mengelola perusahaan. Pada Januari 2018 perusahaan mengaku mengalami keterlambatan pembayaran klaim dalam 1 - 2 bulan karena minimnya premi yang dihasilkan perusahaan.
Pada akhir tahun 2018, perusahaan mengalami permasalahan solvabilitas sebesar Rp20,72 triliun, dimana aset yang tercatat hanya sebesar Rp 10,279 triliun tetapi liabilitas perusahaan mencapai Rp31,008 triliun.
Hingga semester pertama 2019, rasio RBC Bumiputera minus 628,4%, sedangkan rasio kecukupan investasinya hanya sebesar 22,4%, dan rasio likuiditas 52,4%.
Kondisi Industri Asuransi di Indonesia tak ayal mengundang perhatian Bank Dunia (World Bank). Berdasarkan laporan Bank Dunia September 2019 yang berjudul "Global Economic Risks and Implications for Indonesia", sistem keuangan Indonesia dinilai tahan guncangan tetapi tetap memerlukan kebijakan secara khusus.
"Sistem Keuangan Indonesia memang cukup tahan terhadap gejolak. Namun ada dua area yang harus membutuhkan kebijakan khusus," tulis Bank Dunia.
Poin pertama adalah konglomerasi keuangan. Bank dunia mengungkapkan konglomerasi ini menguasai 88% aset perbankan. Bank Dunia menyarankan OJK agar membentuk divisi baru yang mengawasi konglomerasi keuangan. Bank Dunia juga meminta untuk melakukan harmonisasi aturan, pengawasan risiko dan rating.
Selain itu, poin kedua, Bank Dunia menyoroti dua masalah kewajiban Asuransi Bumiputera dan Jiwasraya.
"Dua perusahaan (Bumiputera dan Jiwasraya) belum dapat memenuhi kewajibannya. Perusahaan mungkin tidak likuid dan membutuhkan perhatian segera," tegas Bank Dunia, dikutip dari media yang sama.
Bank Dunia meminta langkah khusus. Misalnya, penilaian secara luas dan terperinci atas kesenjangan aktuaria. Setelah itu segera dilakukan pemulihan dan penyelesaian.

COMMENTS

Baca Juga

Name

agen asuransi,41,allianz,3,asuransi,160,asuransi kendaraan,4,asuransi kesehatan,11,asuransi pendidikan,1,asuransi prudential,20,asuransi sakit kritis,11,asuransi syariah,2,asuransi terbaik 2018,9,asuransi terbaik 2019,2,berita asuransi,47,bisnis asuransi,2,BPJS,5,BPJS Kesehatan dan ketenagakerjaan,8,catatan dahlan iskan,4,fuse,4,generali,1,grab,1,iconnet madiun,1,Iconnet nganjuk,1,iconnet ponorogo,2,investasi dan trading saham,5,jiwasraya,2,keuanganku,149,klaim asuransi milyaran,1,legiman pengemis pati,1,liburan akhir tahun,1,lowongan pekerjaan,2,lowongan pekerjaan agen asuransi,1,marketing academy,55,Panin Dai-Ichi Life,1,prudential,47,Prudential ponorogo,3,prullink generasi baru,1,Saham,4,Sequis Life,1,Serba-Serbi,150,syahrini,1,tahun baru 2019,1,tarif tol trans jawa,1,tips kesehatan,28,umkm,2,video populer,14,virus corona,57,
ltr
item
Literasi Keuanganku: Inilah 3 Asuransi di Indonesia selain Jiwasraya yang Juga Gagal Bayar Duit Nasabahnya
Inilah 3 Asuransi di Indonesia selain Jiwasraya yang Juga Gagal Bayar Duit Nasabahnya
https://1.bp.blogspot.com/-kisf2ISvb-E/Xh7LdLoxJBI/AAAAAAAAA5Q/w9i9JU1Cnn0S_8zGrrtMDts1WXlsqKDtgCLcBGAsYHQ/s320/F55F2709-D720-4B88-80D3-84F1239DAB15.jpeg
https://1.bp.blogspot.com/-kisf2ISvb-E/Xh7LdLoxJBI/AAAAAAAAA5Q/w9i9JU1Cnn0S_8zGrrtMDts1WXlsqKDtgCLcBGAsYHQ/s72-c/F55F2709-D720-4B88-80D3-84F1239DAB15.jpeg
Literasi Keuanganku
https://www.literasikeuanganku.com/2020/01/inilah-3-asuransi-di-indonesia-selain.html
https://www.literasikeuanganku.com/
https://www.literasikeuanganku.com/
https://www.literasikeuanganku.com/2020/01/inilah-3-asuransi-di-indonesia-selain.html
true
8999826961204974482
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH AGEN ASURANSI Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy
close