Namanya Exel, seorang bocah berusia 12 tahun, dan bertempat tinggal di Kota Ponorogo, Jawa Timur. Bocah seusia ini seharusnya sedang bahagi...
Namanya Exel, seorang bocah berusia 12 tahun, dan bertempat tinggal di Kota Ponorogo, Jawa Timur. Bocah seusia ini seharusnya sedang bahagia menikmati limpahan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Namun tidak demikian halnya dengan Exel, diusianya itu, dia justru harus berdaya upaya sekuat mungkin, agar bisa mendapatkan sekedar uang saku untuk biaya sekolahnya.
Exel saat ini tercatat sebagai siswa kelas 4 SDN I Patihan Ponorogo. Karena tekadnya yang tidak ingin hanya menjadi beban bagi kakek dan nenek yang mengasuhnya, ia pun bekerja mencari barang rongsokan.
Pekerjaan itu ia lakukan selepas pulang sekolah. Bocah bernama lengkap Exel Aditya Putra yang kini genap berusia 12 tahun itu membawa karung plastik guna mencari uang untuk membelikan buah tangan bagi kedua adiknya.
Dengan berjalan kaki, sehari-hari ia menyusuri jalan sejauh 5 kilometer untuk mencari rongsokan. Pekerjaan tersebut mulai dilakukannya selepas orang tuanya bercerai sejak dua tahun lalu. Tak jarang, pekerjaan itu ia lakukan hingga pukul 10 malam.
Exel kini tinggal dan diasuh oleh nenek dan kakeknya, Surip dan Suraji bersama kakaknya yang bernama Ayu. Dengan polos, saat ditemui di rumahnya yang berukuran 6 x 7 meter itu, anak kedua dari empat bersaudara itu mengatakan pekerjaan itu dilakukan untuk membayar uang sekolah dan membelikan jajan bagi kedua adiknya yaitu Dhea dan Dhipa.
"Setiap hari mencari rongsokan setelah pulang dari sekolah pukul 12.00 Wib," kata Exel, dikutip dari jatimnow.com, Rabu (8/1/2020).
Selanjutnya ia juga mengaku jika mencari rongsokan itu dilakukannya karena keinginannya sendiri dan tidak ada paksaan dari siapapun.
Ia sadar jika bapaknya yang bekerja di salah satu perusahaan batu bara di Kalimantan tidak memberikan uang sepeserpun untuk kebutuhan dirinya beserta saudara-saudaranya. Begitu juga dengan ibunya yang pamit kepada anak-anaknya untuk bekerja di Situbondo, namun hingga kini belum juga memberinya uang.
"Sejak bapak dan ibu bercerai, saya tinggal dengan nenek dan kakek bersama kakak dan dua adik saya," ujarnya.
Ia mengaku tidak mau membebani kakek dan neneknya yang berjualan mainan anak-anak, dan lebih memilih untuk bekerja sendiri, meskipun sebatas yang ia bisa, yaitu mencari rongsokan. Setelah mengumpulkan barang rongsokan, ia pun menjualnya ke daerah Sinduro. Dalam sehari dirinya mendapatkan uang Rp 3 ribu hingga Rp 10 ribu.
"Saya berikan adik untuk jajan. Kadang separuhnya saya tabung buat bayar sekolah," pungkasnya.
COMMENTS