Jaman sekarang ada-ada saja cara orang mencari uang. Dari cara yang dibenarkan secara hukum hingga cara-cara melanggar hukum pun dila...
Jaman sekarang ada-ada saja cara
orang mencari uang. Dari cara yang dibenarkan secara hukum hingga cara-cara
melanggar hukum pun dilakukan. Bahkan, bukan hanya hukum Negara, hukum moral
dan agama pun seakan sudah diabaikan, yang penting dapat uang.
Seperti yang terjadi di Jakarta
dan sempat viral beberapa tahun yang lalu. Dilansir dari beberapa media online
terkemuka, di temukan sebuah sindikat kotak amal palsu. Modusnya adalah dengan
menyebarkan dan menempatkan kotak-kotak amal di berbagai tempat strategis di
Ibukota.
Secara kasat mata, kotak amal ini
asli dan tidak berbeda dengan kotak amal yang biasanya memang usengaja
ditempatkan oleh yayasan social atau panti asuhan, yang memang sering ditemui
di tempat-tempat keramaian yang strategis. Namun ternyata kotak amal ini sama
sekali tidak dikelola oleh yayasan social atau panti asuhan, justru kotak-kotak
amal ini dikelola oleh seseorang yang sengaja mencari keuntungan pribadi.
Tidak hanya sendirian, pelaku
melakukan aksinya secara rapi dengan memiliki beberapa anak buah yang membentuk
sebuah kelompok, yang bertugas menyebarkan dan menempatkan kotak amal
ditempat-tempat tertentu, sekaligus secara berkala mengambil uang yang ada
didalam kotak amal tersebut jika dirasa sudah terisi penuh.
Melansir berita lama yang
dituliskan oleh dari metro.sindonews.com, (03/12/15) Suku Dinas Sosial (Sudin
Sosial) Jakarta Pusat menyebutkan bos besar dari pengedar kotak amal palsu ini
bahkan mempunyai omzet hingga Rp2, 8 juta /hari. Omzet itu didapat berdasarkan
kalkulasi jumlah anak buah dari bos pengedar kotak amal palsu.
Kepala Seksi Rehsos Sudinsos
Jakarta Pusat Isra memaparkan, berdasarkan info dari Eriyadi (35)salah seorang pengedar
kotak amal palsu bertuliskan yang bertuliskan 'infak sodakoh' itu di ketahui
bos besar yang mempekerjakannya bernama Sri.
"Sri ini punya 96 orang anak
buah, mereka semuanya tinggal dalam asrama di Jalan Angke Indah I, Jakarta
Barat, " terang Isra pada wartawan, Kamis (3/12/2015).
Menurut Isra, sejumlah 96 orang
anak buah Sri ini bertugas mengedarkan kotak amal palsu ke beberapa beberapa
tempat keramaian. Dalam satu hari, Sri memohon setoran pada anak buahnya
sebesar Rp30. 000.
"Apabila dihitung 96 orang x
Rp30. 000 itu akhirnya Rp2, 8 juta. Dalam sehari Sri memperoleh omzet Rp2, 8
juta, bila dihitung satu bulan akhirnya pastinya fantastis dapat meraih kian
lebih Rp80 juta, " katanya.
Tidak tertutup kemungkinan
praktik seperti ini bisa saja terulang dan terjadi ditempat lain. Karena itu,
memang sebaiknya bagi warga masyarakat yang ingin bersedekah untuk langsung
menyalurkannya melalui instansi resmi.
COMMENTS