Nasabah asuransi di Indonesia boleh berlega hati dan tersenyum, pasalnya hasil investasi dana nasabah asuransi jiwa di Indonesia melo...
Nasabah asuransi di Indonesia
boleh berlega hati dan tersenyum, pasalnya hasil investasi dana nasabah
asuransi jiwa di Indonesia melonjak hingga 500 % pada kwartal pertama tahun
ini. Hasil ini seperti menjadi berkah tersendiri, setelah sepanjang tahun
kemarin hasil investasi dana asuransi cenderung turun cukup tajam.
Dilansir dari kompas.com,(20/6/19), Hasil investasi asuransi jiwa menyokong pertumbuhan total pendapatan
industri tersebut sepanjang kuartal I 2019. Total pendapatan industri ini
selama kuartal I 2019 adalah sebesar Rp 62,23 triliun atau tumbuh 19,7 persen.
Adapun hasil investasi yang diperoleh dalam tiga bulan pertama 2019 adalah Rp
13,41 triliun atau tumbuh sebesar 568,9 persen dibandingkan periode yang sama
tahun lalu sebesar minus Rp 2,86 triliun.
Masih dari media yang sama, Ketua
Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa
Indonesia Budi Tampubolon mengatakan, perbaikan kinerja hasil investasi
dipengaruhi membaiknya kondisi pasar modal Indonesia di awal tahun.
"Membaiknya pasar modal ditandai dengan perbaikan IHSG sepanjang kuartal I
2019," ujar Budi di Rumah AAJI, Jakarta, Kamis (20/6/2019).
Meski demikian, jumlah investasi
yang termasuk dalam total aset mengalami penurunan 2,9 persen, dari Rp 491,52
triliun pada kuartal I 2018 menjadi Rp 477,08 triliun untuk tahun ini. Nilai
investasi tersebut merupakan dana pemegang polis asuransi jiwa yang
diinvestasikan di pasar Indonesia. Menurut Budi, penurunan jumlah investasi
dipengaruhi menurunnya berbagai jenis investasi.
Sebagaimana diketahui, instrumen
deposito untuk industri asuransi jiwa mengalami penurunan 14,6 persen.
Investasi berbentuk tanah dan bangunan juga turun 25,6 persen. "Portfolio
investasi asuransi jiwa masih bergeser dari instrumen investasi deposito dan
reksa dana menjadi instrumen saham dan surat berharga," kata Budi. Di
industri asuransi jiwa, instrumen investasi reksa dana tetap jadi kontibutor
utama dengan proporsi 34,6 persen.
Jika dibandingkan dengan tahun
lalu, ada penurunan sebesar 4,2 persen.
Selain itu, instrumen saham memiliki porsi 32,7 persen dari keseluruhan
investasi, naik 4,4 persen dari tahun sebelumnya. Selebihnya adalah Surat
Berharga Negara sebesar 14,3 persen yang naik 2 persen dan instrumen deposito
sebesar 8,1 persen
COMMENTS