Warga Kampung Ardio, Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah, boleh berbangga kepada 7 sekawan bocah atas cerminan teladan yang tel...
Warga Kampung Ardio,
Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah, boleh berbangga kepada 7 sekawan
bocah atas cerminan teladan yang telah mereka contohkan. Ketujuh sekawan yang
masih bersekolah itu mewujudkan mimpi mereka untuk berkurban di hari raya Idul
Adha tahun ini.
Adalah Abu Bakar (13),
Zhilal (11), Sauqi (11), Fauzan (11), Sukatma (12), Zalfa (12), dan Yudi (18) yang
mengumpulkan uang jajan mereka yang hanya sebesar Rp 5.000, dan mereka tabung
selama 10 bulan terakhir, sehingga kini mereka pun mampu membeli seekor sapi
seharga Rp 19,5 juta..
Abu Bakar yang
sehari-hari akrab dipanggil Iki bisa dibilang adalah bocah yang menginisiasi dan
menjadi pelopor bagi teman sepermainan di kampungnya itu untuk patungan membeli
sapi kurban. Ia juga yang setiap hari mengoordinasi sekaligus “tukang tagih”
tabungan kurban enam temannya tersebut. Selepas pulang sekolah, anak terakhir
dari delapan bersaudara ini selalu mencari keenam rekan sepermainannya untuk
dimintai uang tabungan harian seperti yang telah disepakati.
"Cuma berniat
untuk berbagi ke sesama aja, khususnya warga di sini," kata Iki, dilansir
Kompas.com, Senin (22/7/2019). Iki bercerita sudah 10 bulan terakhir ini ia
bersama teman-teman sepermainannya itu menyisihkan uang dan menabung untuk
membeli seekor sapi kurban. bahkan, mereka juga kompak untuk menyisihkan
sebagian uang dari hasil bayaran yang diterima sebagai anggota dari sebuah grup
marawis.
Tidak hanya itu, demi
untuk memenuhi target dan niatannya, Iki juga kerap menyisihkan sebagian uang
dari hasil membantu sang kakak berjualan bensin eceran di Pasar Anyar, Kota
Bogor. Dan pada akhirnya, proses tidak pernah mengkhianati hasil, dari Rupiah
demi rupiah yang mereka kumpulkan, akhirnya keinginan mereka untuk membeli sapi
kurban di tahun ini pun terwujud. Rasa bahagia dan senang pun terpancar dari
raut wajah ketujuh bocah cilik ini.
Bukan hanya mereka
bertujuh, rasa bangga dan haru juga ikut dirasakan orangtua mereka. Sati (54),
orangtua Iki, dilansir dari media yang sama itu pun berbagi kisahnya. Sati
mengaku bahagia dan bangga mengetahui anaknya bisa menabung untuk membeli hewan
kurban. Meski sempat ada keraguan di benaknya, Sati pun hanya dapat mengamini
niat mulia anak bungsunya itu. "Waktu itu saya tanya, kamu sanggup enggak?
Dia bilang sanggup, nanti mau nyisihin uang jajan. Jujur, saya jarang kasih
uang jajan ke dia," ungkap Sati. Sati berharap niat tulus dari Iki dan
teman-temannya menabung untuk hewan kurban dapat menjadi contoh bagi anak-anak
yang lain. "Yang jelas senang, dia bisa (kurban) sendiri,
alhamdulillah," tuturnya.
Perasaan serupa
dirasakan Yani Haryani, orangtua dari Fauzan. Kebanggaan terhadap anak semata
wayangnya itu tak dapat digambarkan dengan kata-kata. Yani mengungkapkan,
Fauzan sengaja menyisihkan uang jajan setiap hari untuk berkurban di Idul Adha
tahun ini. Uang Rp 5.000 rutin ia kumpulkan bersama enam rekan sepermainan
sepulang sekolah. "Awalnya nabung biasa saja. Tapi tiba-tiba mereka ingin
berkurban, dan sepakat mengubah tabungan ini menjadi tabungan kurban,” kata Yani.
Ketua RW setempat Ahmad Darmawan mengaku terkesan dengan niatan mulia dari
ketujuh bocah polos tersebut.
Semula, Ahmad merasa
ragu lantaran mereka masih seumur jagung. Tapi tak disangka, niatan mereka bisa
terwujud. Ketika itu, ujarnya, ia sempat bilang kepada anak-anak itu, jika
tidak sanggup membeli sapi bisa diganti dengan membeli kambing. “Saya tahu
sejak setahun lalu. Awalnya sempat ragu, namanya juga anak-anak kan tahu
sendiri. Walau ragu tetap kami dukung, kan niatnya positif,” tutur Ahmad. Ahmad
menyebut, ini baru pertama kali terjadi di kampungnya.
Ia berharap
keberhasilan mereka dapat dijadikan kisah inspirasi bagi orang lain, khususnya
umat Muslim yang ingin berkurban. "Tentu ini menjadi pelajaran bagi kita
semua. Anak-anak tersebut mengajarkan banyak hal kepada kita. Mereka yang masih
kecil saja bisa, masa kita tidak," ujar dia.
COMMENTS