Membeli asuransi adalah berarti sebuah sikap atau tindakan dalam rangka mengalihkan resiko. Yakni resiko kehidupan yang mungkin terja...
Membeli asuransi adalah
berarti sebuah sikap atau tindakan dalam rangka mengalihkan resiko. Yakni
resiko kehidupan yang mungkin terjadi pada perjalanan kehidupan kita. Resiko
kehidupan ini bisa dalam bentuk sakit akibat penyakit maupun sakit akibat kecelakaan,
dan bahkan juga resiko dalam bentuk kematian.
Resiko kehidupan dalam
bentuk kematian adalah sebuah kepastian. Semua yang hidup pasti mati. Tidak ada
seorangpun yang bisa menghindarkan diri dari kematian, atau memanjangkan umur
sesuai kehendaknya sendiri. Jadi asuransi jiwa dibeli bukanlah dalam rangka
ikhtiar untuk menghindarkan diri dari kematian, juga bukan sebuah usaha untuk
memanjangkan umur. Tetapi asuransi jiwa dibeli adalah dalam rangka untuk
menanggulangi resiko yang bisa terjadi akibat kematian seseorang, yakni resiko
yang mungkin terjadi pada mereka yang masih hidup.
Kematian memang berarti
selesainya segala urusan dunia, bagi yang mati. Bagi yang ditinggal mati, atau
yang masih hidup tentu saja urusan keduniaan tentu saja belum selesai. Misalkan
saja, urusan utang yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal dunia, maka
keluarga yang masih hidup harus menyelesaikan membayar hutang tersebut. Contoh
lagi biaya hidup dan atau biaya sekolah anak, tentu saja masih harus diteruskan
dan dibayarkan oleh keluarga yang masih hidup. Kalau misalkan saja yang
meninggal dunia adalah seorang Kepala Keluarga, maka istri dan anknyalah yang
berkewajiban menyelesasikan urusan hutang, juga urusan biaya hidup dan biaya
sekolah anak-anak.
Dalam kasus seperti
inilah seorang suami atau kepala keluarga hampir-hampir dituntut agar
meninggalkan warisan jika ia meninggal dunia. Karena ketika seorang Kepala
Keluarga meninggal dunia, masih ada anggota keluarga lain yang tetap harus
melanjutkan hidup mereka, menyelesaikan cita-cita mereka, dan kesemuanya itu
membutuhkan biaya.
Karena itulah seorang kepala keluarga bisa dipastikan membutuhkan asuransi, agar ada pihak yang bisa
memastikan keberlanjutan hidup keluarganya jika sewaktu-waktu si Kepala
Keluarga tersebut menemui kepastian hidupnya, yakni meninggalkan dunia untuk
selama-lamanya. Dan juga, maka orang yang paling berkepentingan agar suami atau
kepala keluarga memiliki asuransi adalah si istri dan anak-anak dalam keluarga
tersebut, karena merekalah yang harus terus berjuang meneruskan hidup jika
sewaktu-waktu ditinggalkan oleh si Kepala Keluarga untuk selama-lamanya.
Mungkin masih ada
beberapa orang yang berpikir, kenapa saya mesti repot-repot menyiapkan warisan
atau asuransi, kalau saya meninggal dunia biarlah keluarga saya menjadi
tanggungan Tuhan Yang Maha Kuasa. Pendapat seperti ini bisa jadi benar, tetapi
masih agak kurang tepat. Bukankah ketika seorang suami atau kepala keluarga
akan bepergian ke luar kota atau ke luar negeri untuk beberapa hari, maka
secara otomatis si kepala keluarga tersebut juga menyiapkan biaya hidup untuk
keluarganya itu. Biaya hidup yang sekiranya cukup untuk digunakan selama
beberapa hari saat si kepala keluarga belum pulang kerumahnya.
Jadi kesimpulannya, asuransi
sangat penting untuk dimiliki, terutama oleh kepala keluarga, demi untuk
kepentingan seluruh anggota keluarga. Terakhir, belilah asuransi dari
perusahaan dan agen yang profesional serta terpercaya.
COMMENTS