”Saya beserta saudara saya sudah menyerahkan uang 100jt lebih pada hari sabtu (18/5/2019) lha kok hari seninnya (20/5/2019) cuman selisih dua hari saya mendapatkan informasi bisnis ini tutup,harusnya kan jika bisnis ini akan tutup kita diberitahu,kalau tahu kita tidak akan ikut bisnis ini,intinya masalah ini saya minta untuk diselesaikan bagaimana kelanjutan uang saya ini akan saya urus,” sesalnya.
Masih saja ada warga yang
kepincut hingga akhirnya tertipu dengan iming-iming investasi bodong. Investasi
jenis ini sebenarnya sangat mudah dikenali, bahkan tanpa perlu referensi yang
muluk-muluk. Dinalar dengan akal sehat yang sederhana pun akan ketahuan,
investasi yang ditawarkan itu real atau bodong.
Prinsip utama investasi adalah
high return high risk, low return low risk. Dalam bahasa sederhana bisa
diartikan, bahwa investasi itu jika potensi keuntungannya besar, maka potensi
resiko kerugian juga sama besarnya. Jika potensi keuntungan kecil, maka potensi
resiko kerugiannya juga kecil.
Artinya, tidak ada investasi yang
bisa memberikan jaminan benar-benar aman dari resiko kerugian. Potensi keuntungan
dan potensi kerugian berjalan beriringan. Kemudian, keuntungan investasi yang
wajar adalah diangka rata-rata 10-30 an persen per tahun. Ingat, per tahun,
bukan per bulan. Karena itu jika ada investasi yang berani menawarkan pasti
untung dan anti rugi, apalagi dengan margin keuntungan hingga 10-30 persen per
bulan, maka bisa dipastikan bahwa itu adalah investasi bodong.
Dan indikasi adanya investasi
bodong kali ini menimpa warga di wilayah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Adalah sebuah
rumah di Kecamatan Karangjati Desa Campurasri Rt03 Rw03 Kabupaten Ngawi yang
pada hari itu, Kamis (23/5/2019) terlihat sangat ramai, tak seperti hari-hari biasanya.
Rumah tersebut diketahui dimiliki oleh Aji, yang dikenal juga sebagai
koordinator wilayah Jatim pengusaha rangrang..
Dilansir oleh analisapublik.com,(23/5/19), ratusan orang tampak mendatangi dan berkumpul di rumah yang memang
besar dan mewah tersebut. Salah seorang warga, Karno 53th asal Desa ndero
Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi juga memaksakan diri datang bersama istrinya,
untuk meminta penjelasan terkait dugaan bisnis rangrang yang secara mendadak diduga
ditutup.
Dalam wawancara oleh media yang
sama, Karno menjelaskan, “Kami sudah 3th ikut bisnis ini, saya sudah tanam
modal kurang lebih 600 juta rupiah. Sudah sekitar 15 x hasil panennya dan
lancar saja, tetapi setelah kita menanam lagi 140jt ada informasi mendadak
bisnis ini tutup dan modal kami akan dikembalikan dengan cara bertahap, makanya
kita datang kesini untuk mendengar langsung dari manajemen pusat,” tandasnya.
Tak hanya Karno, Sugeng warga
desa jegolan kecamatan paron juga datang untuk mendapatkan keterangan langsung
dari pengusaha pusat. “Dirinya optimis bahwa bisnis ini meskipun ada kendala
pihak managemen akan bertanggungjawab atas modal yang sudah kami investasikan
hanya saja isunya akan dikembalikan secara bertahap,untuk lebih jelasnya nanti
kita semua akan mendengarkan penjelasan secara langsung dari pak sugiyono selaku
pimpinan pusat,” tuturnya.
Selain Karno dan Sugeng, juga ada
salah satu warga yang datang tampak meradang atas masalah bisnis ini, warga
asal Paron yang tak mau disebutkan namanya ini benar-benar apes, karena baru
saja dirinya ikut menggeluti bisnis ini, dalam hitungan hari ternyata bisnisnya
tutup. Kepada media dia menjelaskan, ”Saya beserta saudara saya sudah
menyerahkan uang 100jt lebih pada hari sabtu (18/5/2019) lha kok hari seninnya
(20/5/2019) cuman selisih dua hari saya mendapatkan informasi bisnis ini
tutup,harusnya kan jika bisnis ini akan tutup kita diberitahu,kalau tahu kita
tidak akan ikut bisnis ini,intinya masalah ini saya minta untuk diselesaikan
bagaimana kelanjutan uang saya ini akan saya urus,” sesalnya.
Bisnis Rangrang yang sudah
berjalan semenjak 5 tahun lalu ini awalnya memang booming dan menjadi primadona
usaha yang menjanjikan di Kabupaten Ngawi, bisnis yang kabarnya bepusat di
Sragen Jawa Tengah dengan nama Budidaya Argrobisnis Semut Angkrang CV MSB
(Mitra Sukses Bersama) ini kini menjadi buah bibir dimasyarakat, karena
ternyata disinyalir bisnis ini tutup mendadak, dan mengakibatkan kerugian para
Mitra yang sudah menginvestasikan dananya. Dugaan semntara nilai kerugian total
para investor atau mitra bisnis ini mencapai ratusan milyar rupiah.