Financial Engineering Anda pasti tidak percaya, bila ada perusahaan shadow banking bisa akuisisi perusahaan perdagangan emas dan t...

Financial Engineering
Anda pasti
tidak percaya, bila ada perusahaan shadow banking bisa akuisisi perusahaan
perdagangan emas dan tambang emas yang berada di dua negara seharga 200 kali
dari asset perusahaan yang ada. Itu semua dana berasal dari penerbitan global
bond di London. Tapi kalau anda bisa memahami perbedaan uang dengan dana,
mungkin anda bisa percaya.
Dalam bahasa
Inggris uang itu disebut dengan money. Dana disebut finance. Mindset ilmu
ekonomi sebelum tahun 90an masih belum secara jelas menbedakan antara uang
dengan dana. Dianggapnya sama aja.
Bahkan di era sekarang masih ada kampus yang mengajarkan prinsip ekonomi jadul
itu.
Lantas apa
bedanya money dengan finance ? sejak ada ilmu financial engineering , perbedaan
pengertian money dan finance semakin lebar. Money dasarnya adalah kebijakan
moneter ekonomi. Contoh uang yang anda pegang itu lahir dari kebijakan moneter.
Karena uang berasal dari kebijakan negara maka cara mensuplai uang pun diatur
oleh negara.
Gimana
caranya ? Lewat project program. Lewat program inilah swasta atau BUMN pinjam
ke bank.
Gimana kalau
bank tidak cukup uang?
Ya negara
pinjam uang ke Negara lain atau lembaga multilateral.
Gimana kalau
engga cukup juga ?
Ya pemerintah
cetak uang, yang berdampak kepada jatuhnya nilai uang.
Kemudian uang
itu ditempatkan di Bank Sentral. Kemudian bank sentral menyalurkannya ke
perbankan lewat kredit program dan kredit likuiditas.
Makanya di
era Soeharto, swasta yang bisa kaya raya hanya pengusaha yang punya koneksi
kuat dengan kekuasaan. Dia hanya cari proyek yang sesuai dengan program GBHN.
Kemudian dia tinggal datangi bank untuk minta kredit. Kalau sulit, dia akan datangi Bank Indonesia
atau Departemen terkait atas program itu. Maka keluarlah surat rekomendasi.
Jadilah uang dalam bentuk kredit investasi dan modal kerja. Apakah cara ini
bagus ?
Yang jelas
hasilnya meningkatkan rasio GINI. Ketimpangan antara mereka yang kaya dengan
mereka yang miskin sangat lebar. Mengapa? karena hanya segelintir orang yang
punya akses kepada uang. Sementara dimanapun kekuasaan itu cenderung korup dan
uang lah penyebab ketidakadilan terjadi.
Dengan adanya
financial engineering yang berkembang di tahun 90an dan mencapai puncaknya
tahun tahun 2000an, khususnya setelah adanya liberalisasi pasar uang dan
investasi dalam kuridor WTO, maka munculah istilah finance.
Apa itu finance ?
Dana di
create dan di supply bukan karena kebijakan moneter tapi oleh prinsip ekonomi.
Apa itu? Dana itu berhubungan dengan tingkat pengembalian investasi dan tingkat
resiko. Ada hitungan dengan standar yang
ketat untuk mengetahui itu. Negara tidak bisa lagi menentukan program apa yang
dibuat. GBHN sudah engga laku lagi. Ukurannya sudah pasar.
Jadi tugas negara apa ?
Tugas negara
menciptakan kebijakan agar dana bisa mengalir kedalam bisnis. Kebijakan itu
bisa dari segi perizinan, penyediaan infrastruktur ekonomi maupun keuangan.
Tujuannya agar terjadi demand and supply. Market equilibrium
Dari
kebijakan itulah akan lahir kreatifitas bisnis. Kreatifitas bisnis itulah value
atau disebut dengan finance atau dana.
Value
ditentukan oleh
1. aspek
tekhnologi,
2. bahan
baku,
3. pasar,
4. SDM dan
5. dukungan
stakeholder.
Bagaimana
kalau anda tidak ada modal untuk memulai kreatifitas bisnis dan menghasilkan
value ? Engga usah kawatir. Karena ada jembatan untuk melewati itu.
Apa itu Lembaga Venture Capital?
Kalau sulit
deal dengan ventur capital, anda bisa deal dengan angel investor, yang lebih mengutamakan
pendekatan pribadi.
Nah kalau
sudah bisa melewati itu, maka anda bisa mengakses sumber keuangan.
Di pasar
uang, bisa dengan menarik pinjaman dari
bank dan lembaga keuangan non bank dengan berbagai skema.
Bisa juga
melalui pasar modal lewat penerbitan saham atau menjual obligasi.
Jadi di era
sekarang sudah tidak ada lagi istilah uang atau money dimana pemerintah sebagai
creator, dan presiden perutnya buncit. Tidak.
Tetapi di era
sekarang yang berlaku adalah dana atau finance, dimana dana itu adalah value.
Value itu
dalam bentuk kreatifitas bisnis yang melahirkan tekhnologi, bahan baku yang
terjamin, produk yang kompetitif, SDM yang punya passion tinggi dan
perusahaan/negara yang punya komitmen kepada pemangku kepentingan ( stakeholder
).
Contoh :
1. Apple
asset nya hanya USD 366 juta. Namun valuenya sebesar USD 1 triliun pada tahun
lalu. Hitung berapa valuenya? Itu hampir sama dengan 250 kali. Artinya leverage
asset nya mencapai 250 kali dari asetnya. Jadi kalau dia berhutang 10 kali dari
asset realnya masih dibeli orang obligasinya.
2. Inalum
dengan TO Freeport Indonesia. Padahal asset inalum holding hanya US$ 469,7
tetapi bisa menerbitkan global bond unsecure sebesar USD 3,8 miliar. Itu
artinya leverage sebesar 7 kali dari asset.
Masalah di
kita sekarang adalah banyak orang berpikir uang adalah money bukan dana atau
finance.
Berhutang
berarti memindahkan (gadaikan) asset dengan cash 70% dari harga pasar. Artinya
kalau anda pinjam uang ke bank 100 harus punya colateral 130%. Makanya hutang
jadi hantu menakutkan. Hutang jadi paranoid. Sarjana takut bisnis. Ya karena
mindset tidak berubah. Padahal dunia sudah berubah.
*Sumber dari Facebook Alfaqir Ilmi