"Jangan diketuk, tapi digedor", kata seorang guru bisnis. Rezeki kita ada di langit, dan bahkan segala yang dijanjikan berasal dar...
"Jangan diketuk, tapi digedor", kata seorang guru bisnis. Rezeki kita ada di langit, dan bahkan segala yang dijanjikan berasal dari langit.
Coba bagi yang muslim buka Al-Qur'an
surat Adz-Dzariyat: 22
(وَفِي
السَّمَاءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ)
"Dan di langit terdapat
rezekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu."
Nah, jika rezeki turun dari atas,
kira-kira turunnya netes atau deras? Kalau netes kecil-kecil itu karena kita
mengetuknya. Tapi coba gedor yang kuat, insyaAllah akan turun dengan deras.
Kemudian, Gimana sih cara menggedor
langit?
Ada banyak jalan menggedor
langit, mau pilih jalan mana?
(وَالسَّمَاءِ
ذَاتِ الْحُبُكِ)
[QS. Adz-Dzariyat 7]
"Demi langit yang mempunyai
jalan-jalan"
Cara biasa mengetuk pintu langit adalah
dengan berdoa. Tetapi kalau mau gedor pintu langit caranya dengan mengamalkan
amalaamalan unggulan.
Simak lanjutan ayat-ayat dalam QS
Adz-Dzariyat ini (17-21):
- Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam;
- Dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).
- Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta.
- Dan di bumi terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang yakin,
- Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?
Dari situ kita bisa menemukan,
apakah itu amalan unggulan :
- Dalam ayat 17 kita temukan Solat Tahajjud
- Dalam ayat 18 kita dianjurkan untuk memperbanyak Istighfar
- Dalam ayat 19 kita ditunjukan untuk melakukan banyak Sedekah
- Dalam ayat 20 kita menemukan, agar kita bisa menangkap potensi lingkungan.
- Dan di ayat 21 kita diminta untuk memaksimalkan potensi diri.
Ingat, ketika Mi'raj ke langit
Rasulullah saw heran kenapa ada sandal Bilal di surga? Apa yang dilakukan Bilal
sehingga sandalnya sudah nyampai surga duluan? Pas dikonfirmasi, dijawab Bilal,
ternyata dia rajin jaga wudhu. Kalau batal, wudhu lagi. Batal, ambil wudhu
lagi. Dan tiap selesai wudhu Bilal sholat dua rakaat.
Amalan unggulan ini sifatnya
sederhana tapi rutin. Bukan sekali atau sesekali diamalkan. Kalau tahajjud,
terus lakuin tiap malam. Kalau sedekah, terus lakuin tiap hari berbagi. Entah
kecil atau besar, tapi tiap hari. Kalau sholat dhuha, terus lakuin tiap pagi.
Nah, selanjutnya bagaimana kalau sudah
gedor Langit? Siap-siaplah menampung rezeki yang akan turun deras. Caranya? Jawabannya
telah ditunjukan dalam ayat selanjutnya, QS. Adz-Dzariyat 20-21; yakni belajar
meningkatkan kapasitas diri.
Kapasitas diri ini ibarat daya
tampung. Jangan pernah bilang Allah pelit. Allah kalau nurunin hujan, pasti
berlimpah. Tapi masalahnya adalah daya tampung kita. Kalau daya tampung kita cuma
segede gelas, ya akhirnya rezeki yang kita dapatkan juga cuma segede gelas saja.
Tapi kok ada orang yang daya
tampungnya segede danau? Nah inilah kapasitas diri. Mau tidak mau kita harus
upgrade kemampuan diri kita agar bisa terus meningkat. Dari daya tampung ratusan
ribu rupiah jadi jutaan. Dari jutaan rupiah jadi milyaran. Dari milyaran jadi
trilyunan.
Belajarlah tema bisnis dan
manajemen. Belajar dari lingkungan dan terus tingkatkan leadership diri kita,
ini pesan inti dari Adz-Dzariyat 20-21.
Terakhir, siapakah yang kita
gedor di langit itu? Simak dengan seksama:
"Maka demi Tuhan langit dan
bumi, sungguh, apa yang dijanjikan itu pasti terjadi seperti apa yang kamu
ucapkan." (QS. Adz-Dzariyat: 23)
Allah adalah Tuhan kita yang
mengatur langit dan bumi. Maka hati-hati dengan proposal doa kita. Kalau minta
kecil, Allah kasih sedikit. Tapi kalau minta banyak dan mau melakukan amalan
unggulan, insyaAllah siap-siap saja menerima kejadian seperti yang kita
ucapkan.
Ajukan proposal hidup yang
terbaik dan gedor langit dengan amalan unggulan; insyaAllah rezeki turun dengan
melimpah.
Inspirasi Dari Rijalul Imam,
Penulis buku "Quantum Bisnis King Sulaiman"