Produk asuransi konvensional tampaknya bakal semakin ketinggalan. Perlahan-lahan masyarakat mulai beralih ke unitlink atau produk asu...
Produk asuransi konvensional tampaknya bakal semakin
ketinggalan. Perlahan-lahan masyarakat mulai beralih ke unitlink atau produk
asuransi berbalut investasi.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, di kuartal III/2018
perolehan premi secara industri mencapai Rp 141,14 triliun. Ketua Bersama
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Maryoso Sumaryono mengatakan, hingga
akhir tahun perolehan premi diprediksikan mencapai Rp 221,19 triliun atau naik
hingga 14,4 persen.
Data AAJI juga menunjukkan prediksi perolehan premi industri
asuransi jiwa pada 2019 bakal mencapai Rp 257,38 triliun. Rinciannya, premi
unitlink diprediksi mencapai Rp 131,16 triliun, dan premi tradisional mencapai
Rp 126,51 triliun.
Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu mengatakan, hingga
saat ini unitlink masih menjadi produk yang diinginkan dan dibutuhkan
masyarakat.
“Masyarakat kita itu cenderung memandang polis asuransi jiwa
unitlink sebagai instrumen investasi, yang dapat mereka nikmati pada saat
mereka pensiun atau tidak lagi produktif. Sehingga di masa tuanya, mereka masih
memiliki tabungan,” katanya.
Tumbuh positif
Tren pertumbuhan premi unitlink juga terjadi pada PT
Asuransi Allianz Utama Indonesia. Direktur Allianz Life Indonesia, Meylindawati
mengatakan, hingga Oktober 2018, perusahaannya mencatatkan pertumbuhan positif
atas perolehan premi produk unitlink Allianz.
Menurut dia, kenaikan premi unitlink Allianz selaras dengan
bisnis asuransi yang terus bertumbuh, terutama melalui kanal distribusi agensi
dan bancassurance.
“Per Oktober 2018, perolehan premi unit link Allianz
mencapai Rp 5,87 triliun, atau naik sebesar 26,25 persen secara year on year
(yoy),” jelasnya.
Agak berbeda, PT Asuransi Jiwa BCA atau BCA Life masih fokus
menggarap produk asuransi jiwa tradisional. Hingga Oktober 2018, perusahaan
mencatatkan perolehan premi mencapai Rp 524,23 miliar, atau naik 29 persen
dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar Rp 405,53 miliar.
Lely Pekih, Head of Department Marketing Communication BCA
Life, menyatakan, kenaikan jumlah premi tersebut disumbang dari produk asuransi
tradisional.
BCA Life memiliki multichannel distribusi pemasaran bisnis,
antara lain telemarketing, bancassurance, credit life, dan corporate solution.
"Perusahaan juga mencatat hingga Oktober 2018 total
klaim dan manfaat yang telah dibayarkan BCA Life sebesar Rp 127,95 miliar.
Jumlah itu meningkat 53,7 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu,
yaitu Rp 83,23 miliar," terangnya.
*Artikel Asli dari Tribunjateng.com