Perut buncit merupakan kondisi tubuh yang sering ditemukan di tengah-tengah masyarakat. Kondisi ini berhubungan erat dengan pen...
Perut buncit merupakan kondisi tubuh yang
sering ditemukan di tengah-tengah masyarakat. Kondisi ini berhubungan erat
dengan penyakit pikun (Alzheimer), diabetes mellitus, hipertensi, kanker
payudara, serta penyakit jantung atau penyakit kardiovaskular lainnya.
Makanan tinggi kalori, berlemak
serta makanan/minuman manis masih menjadi penyebab perut buncit nomor satu.
Namun tahukah Anda ternyata masih ada penyebab lainnya?
Pengaruh lingkungan
Peneliti menyebutkan adanya
hubungan antara perut buncit dengan alkohol dan merokok. Alkohol dapat menekan
pembakaran lemak. Kalori tinggi dari alkohol disimpan sebagian menjadi lemak
pada perut, yang sering disebut sebagai beer belly. Merokok menyebakan
ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan penumpukan lemak di perut.
Kurang berolahraga
Tidak berolahraga menyebabkan
kalori yang masuk dari makanan/minuman disimpan menjadi lemak di dalam tubuh.
Orang yang tidak berolahraga selama 1 tahun dapat meningkatkan lemak di perut
sebanyak 25-38%.
Kurang tidur
Kurang tidur sangat berpengaruh
pada kesehatan. Kondisi ini juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan
lemak di perut. Studi menunjukkan bahwa sepertiga orang yang tidur di bawah 5
jam cenderung mengalami kenaikan berat badan sebanyak 15 kg.
Hormon dan stres
Pada wanita, menopause menjadi
salah satu penyebab perut buncit. Karena kondisi ini berakibat pada hormon
esterogen yang menurun drastis, sehingga lemak cenderung disimpan di perut
daripada di pinggul dan paha.
Hormon stres (kortisol) juga
berperan pada perut buncit. Ketika Anda stres, hormon ini akan dihasilkan tubuh
secara berlebih. Kondisi ini memicu lemak untuk disimpan di bagian perut
daripada disebar di seluruh tubuh.
Bakteria perut
Ratusan bakteri hidup di dalam
perut Anda, yang paling banyak terdapat pada usus besar. Kondisi ini normal dan
membuat perut sehat. Namun peneliti menemukan bahwa orang yang obesitas
memiliki lebih banyak bakteri Firmicutes, yang menyerap kalori lebih banyak
dari makanan.
Bentuk tubuh
Bentuk tubuh juga berpengaruh
pada terjadinya perut buncit. Tubuh berbentuk apel lebih cenderung memiliki
banyak lemak viseral yang disimpan di dalam perut dibanding bentuk tubuh pir.
Keturunan/genetik
Gen adalah salah satu faktor
risiko dari obesitas maupun perut buncit. Ini berpengaruh pada kecenderungan
lemak untuk disimpan di bagian perut. Gen juga berhubungan terhadap penerima
sinyal hormon kortisol dan leptin, yang mengatur kalori masuk dan berat badan.
Sekarang Anda sudah tahu ’kan
bahwa perut buncit bukan melulu akibat makanan? Mulai sekarang, terapkanlah
pola hidup sehat dan olahraga secara teratur, agar Anda terhindar dari perut
buncit dan masalah kesehatan yang menyertainya.
*Artikel asli dari klikdokter.com