Rasa sakit saat melahirkan tentu hanya kaum wanita yang bisa merasakannya. Para pria agak lebih cenderung meremehkannya. Meski tetap per...
Rasa sakit saat melahirkan tentu hanya kaum wanita yang bisa
merasakannya. Para pria agak lebih cenderung meremehkannya. Meski tetap
percaya bahwa melahirkan itu sakit banget, tetapi karena tidak pernah
merasakannya secara langsung, kebanyakan pria justru menganggap enteng
dengan penderitaan wanita ini. Apalagi ditambah fakta begitu banyaknya
kaum istri yang rela melahirkan anak sampai berkali-kali. Sampai-sampai
muncul guyonan, bahwa sakit yang dirasakan kaum lelaki saat khitan/sunat
jauh lebih dahsyat daripada sakitnya wanita saat melahirkan. "Buktinya
lelaki cuma berani khitan/sunat 1 kali di sepanjang hidupnya", begitu
kaum lelaki selalu menggembar-gemborkan.
Namun sekarang,
sebaiknya para lelaki segera menghentikan bercandaan semacam itu. Karena
sekarang telah berhasil diciptakan sebuah alat, yang mampu
men-simulasikan rasa sakit yang dialami wanita saat melahirkan. Alat ini
memang diciptakan khusus untuk para lelaki, agar tau bagaimana sakitnya
proses melahirkan. Dan hasilnya sungguh mengejutkan, dalam video yang
banyak beredar di media sosial, tampak seorang pria benar-benar tidak
mampu menahan simulasi rasa sakit saat melahirkan. Bahkan pria tersebut
nampak meminta agar simulasi tersebut dihentikan, saking tidak kuatnya
menahan sakit.
Sebagai pria yang berkecimpung dalam dunia
perasuransian, saya justru mengusulkan agar dibuat juga sebuah alat yang
bisa mensimulasikan derita kaum wanita saat ditinggal mati suaminya,
tanpa warisan yang memadai, atau bahkan justru meninggalkan sekian
banyak hutang yang harus dilunasi.
Alat ini sangat penting, karena kebanyakan pria juga meremehkan derita janda seperti ini.
"Takdir
Tuhan telah mengatur segalanya, termasuk rejeki istri dan anak saya,
jika suatu saat saya telah tiada", selalu begitu kilah mereka. Dalam
beberapa bagian saya sepakat, meskipun juga kurang begitu menyetujui
bagian lainnya.
Pertama, bahwa takdir Tuhan itu adalah
sesuatu yang harus kita imani, itu iya. Bahkan menjadi rukun iman ke 6
dalam agama yang saya anut. Tetapi... Ada tetapinya nih...
Yang
kedua adalag bagian yang saya kurang setuju, pasrah total atas rejeki
istri dan anak saat kepala keluarga meninggal dunia adalah tidak
sepenuhnya bisa dibenarkan. Karena dibalik "qodho" dan "qodar" yang
Tuhan tetapkan, selalu terbuka ruang untuk doa dan ikhtiar/usaha.
Dan
sekali lagi saya juga selalu menegaskan ini, sampai sekarang; salah
satu usaha terbaik, sekaligus termudah dalan menyiapkan warisan adalah
dengan cara berasuransi. Anda boleh mendebat pernyataan saya ini, tetapi
dalam tulisan selanjutnya saya akan bahas, kenapa asuransi adalah cara
terbaik untuk menyiapkan warisan. Jadi, akan lebih baik jika anda
menyentuh tombol ikuti di blog ini, agar tidak ketinggalan updatenya.
COMMENTS